Pages

Subscribe:

Monday, October 17, 2011

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN

Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis

¡ Algoritma adalah urutan logis pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah

§ Urutan logis berarti urutan langkah-langkah harus benar, dan langkah-langkah itu sendiri juga harus benar

¡ Tanpa disadari kita sering menerapkan algoritma dalam kehidupan sehari-hari

§ Menyapu halaman

§ Mencuci piring

§ Mandi

§ Dan banyak contoh lainnya …

¡ Setiap orang punya pola pikir yang berbeda, karena itu akan menghasilkan algoritma yang berbeda

¡ Algoritma dikatakan benar apabila dapat memecahkan masalah

¡ Perlu dipertimbangkan masalah efisiensi dalam penyusunan algoritma

¡ Pemilihan rute jalan, misalnya

§ Beberapa rute mungkin akan menghasilkan tujuan yang sama

§ Ada rute yang lebih efisien dibanding rute lainnya

§ Sebaiknya yang diambil adalah rute terpendek

¡ Algoritma dapat dinotasikan dalam beberapa cara, yaitu:

§ Dengan untaian kalimat deskriptif

§ Dengan pseudocode

§ Dengan flowchart

FLOWCHART

¡ Flowchart lebih baik dibandingkan pseudocode

¡ Merupakan gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma-algoritma dalam suatu program yang menyatakan arah alur program tersebut

¡ Disajikan dalam bentuk grafik/gambar

¡ Dapat membantu programmer maupun orang lain dalam memahami alur program (apa saja input, proses dan output dari program)

¡ Representasi visual, karena itu lebih mudah dipahami

¡ Jumlah simbol yang digunakan sedikit, karena itu lebih sederhana dan lebih mudah dipelajari

PARTS OF SPEECH

1. NOUN

A noun is the name of a person, place, thing, idea, or quality.

Examples: John, Mary, boy, girl, children; Pasadena, CEC; classrooms, notebooks; freedom, intelligence; hope, anger, joy

2. PRONOUN

A pronoun is usually a substitute for a noun. The noun is called the "antecedent" (but an indefinite pronoun has no antecedent).

Examples:

a. Personal pronouns: I, mine, me; you, yours; he, his, him; she, hers, her; it, its; we, ours, us; they, theirs, them.

b. Interrogative pronouns: who, whose, whom, which, what

c. Relative pronouns (include): who, who, whose, which, that; whoever, whomever, whichever

d. Demonstrative pronouns: this, that, these, those

e. Indefinite pronouns (include): all, another, any, anybody, anyone, anything, both, each, either, everybody, everyone, everything, many, neither, nobody, no one, none, one, others, some, somebody, someone, such

f. Intensive or reflexive pronouns: myself, yourself, himself, herself, itself, ourselves, themselves

3. VERB

A verb expresses an action or a condition (a state of being).

Examples: Robert will eat the hamburger. (action) Sara is happy. (condition or state of being)

Robert won’t eat the hamburger. Sara isn’t happy.

Will Robert eat the hamburger? Is Sara happy?

4. ADVERB

An adverb describes a verb, adjective, or other adverb. Adverbs usually tell how (for example: slowly), when (e.g., lately), where (e.g., there), how much (e.g., very), or why (e.g., therefore).

Example: He always chews his gum loudly.

5. ADJECTIVE

An adjective describes or limits a noun.

Examples: tall, young, pretty, light, blue, new, white (The tall, young, pretty girl is wearing a light blue dress with her new white shoes.) (NOT: ...a light dress blue with her new shoes white.)

Adjectives and adverbs have three degrees of comparison: positive, comparative, superlative. Examples:

Mary has a smart child. Sara has a smarter child. Nancy has the smartest child.

Robert is an intelligent student. William is more intelligent than Robert. Kim is the most intelligent student.

The red car is expensive. The white car is less expensive. The blue car is the least expensive.

I’m a good painter. She’s a better painter. He’s the best painter.

I’m a bad singer. She’s a worse singer. He’s the worst singer.

6. PREPOSITION

A preposition usually shows the relationship between a noun or pronoun and another part of a sentence.

There are many prepositions, including: about, above, across, after, against, along, among, around, as, at, before, behind, below, beneath, between, beyond, beside, besides, by, down, during, except, from, for, in, inside, into, like, near, next, of, off, on, out, out of, outside, over, past, round, since, than, through, till, to, toward, towards, under, underneath, unless, until, upon, up, with, within, without.

Examples: My pencil is under my desk by my foot. Martha drove from LA to NY.

7. CONJUNCTION

A conjunction connects words, phrases, and clauses.

Coordinate conjunctions connect words, phrases, and clauses of equal value: and, or, nor, but (and sometimes for). e.g., The dog and the cat are hungry.

Correlative conjunctions occur in pairs: both-and, either-or, neither-nor, not only-but also. e.g., Both the fish and the snake are thirsty.

Subordinate conjunctions connect unequal clauses (dependent clauses with independent clauses). They include: after, although, as, because, before, if, since, than, though, unless, until, when, where, while. e.g., After they ate, they had dessert.

8. INTERJECTION

An interjection is a word that expresses feeling or emotion; usually it is followed by an exclamation mark.

Examples: Oh! Ah! Wow! Darn! Gosh! Golly! Gee! Ow! Ouch! Yikes! Holy moly! Yippee! Hooray! Boo! Whew!

Friday, October 14, 2011

Penyelesaian Persamaan Linear dengan Matriks

Matriks dapat dikatakan Eselon-baris apabila memenuhi persyaratan berikut :

1.) Di setiap baris, angka pertama selain 0 harus 1 (leading 1).
2.) Jika ada baris yang semua elemennya nol, maka harus dikelompokkan di baris akhir dari matriks.
3.) Jika ada baris yang leading 1 maka leading 1 di bawahnya, angka 1-nya harus berada lebih kanan dari leading 1 di atasnya.
4.) Jika kolom yang memiliki leading 1 angka selain 1 adalah nol maka matriks tersebut disebut Eselon-baris tereduksi

Contoh: syarat 1: baris pertama disebut dengan leading 1

\begin{bmatrix} 1 & 4 & -2 & 5\\ 0 & -5 & 2 & 7\\ 0 & 0 & -3 & 9\\ 0 & 0 & -8 & 8\\ \end{bmatrix}

syarat 2: baris ke-3 dan ke-4 memenuhi syarat 2

\begin{bmatrix} 1 & 4 & -2 & 5\\ 0 & -5 & 2 & 7\\ 0 & 0 & -3 & 9\\ 0 & 0 & 0 & 0\\ \end{bmatrix}

syarat 3: baris pertama dan ke-2 memenuhi syarat 3

\begin{bmatrix} 1 & 4 & -2 & 5\\ 0 & 1 & 2 & 7\\ 0 & 0 & -3 & 9\\ 0 & 0 & 0 & 0\\ \end{bmatrix}

syarat 4: matriks dibawah ini memenuhi syarat ke 4 dan disebut Eselon-baris tereduksi

\begin{bmatrix} 1 & 0 & 0 & 0\\ 0 & 1 & 0 & 0\\ 0 & 0 & 1 & 0\\ 0 & 0 & 0 & 1\\ \end{bmatrix} \begin{bmatrix} 1 & 0 & 0 & 0\\ 0 & 1 & 2 & 5\\ 0 & 0 & 3 & 0\\ 0 & 0 & 0 & 6\\ \end{bmatrix}

[sunting] Operasi Eliminasi Gauss

Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan oleh Carl Friedrich Gauss). Caranya adalah dengan melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang Eselon-baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris, lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.

Contoh: Diketahui persamaan linear

x + 2y + z = 6
x + 3y + 2z = 9
2x + y + 2z = 12

Tentukan Nilai x, y dan z

Jawab:

Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 1 & 6\\ 1 & 3 & 2 & 9\\ 2 & 1 & 2 & 12\\ \end{bmatrix}

Operasikan Matriks tersebut

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 1 & 6\\ 0 & 1 & 1 & 3\\ 2 & 1 & 2 & 12\\ \end{bmatrix} Baris ke 2 dikurangi baris ke 1

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 1 & 6\\ 0 & 1 & 1 & 3\\ 0 & -3 & 0 & 0\\ \end{bmatrix} Baris ke 3 dikurangi 2 kali baris ke 1

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 1 & 6\\ 0 & 1 & 1 & 3\\ 0 & 0 & 3 & 9\\ \end{bmatrix} Baris ke 3 ditambah 3 kali baris ke 2

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 1 & 6\\ 0 & 1 & 1 & 3\\ 0 & 0 & 1 & 3\\ \end{bmatrix} Baris ke 3 dibagi dengan 3 (Matriks menjadi Eselon-baris)

Maka mendapatkan 3 persamaan linier baru yaitu

x + 2y + z = 6
y + z = 3
z = 3

Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan:

y + z = 3
y + 3 = 3
y = 0
x + 2y + z = 6
x + 0 + 3 = 6
x = 3

Jadi nilai dari x = 3 , y = 0 ,dan z = 3

[sunting] Operasi Eliminasi Gauss-Jordan

Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih sederhana. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris tereduksi. Ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris tereduksi, maka langsung dapat ditentukan nilai dari variabel-variabelnya tanpa substitusi balik.

Contoh: Diketahui persamaan linear

x + 2y + 3z = 3
2x + 3y + 2z = 3
2x + y + 2z = 5

Tentukan Nilai x, y dan z

Jawab:

Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 3 & 3\\ 2 & 3 & 2 & 3\\ 2 & 1 & 2 & 5\\ \end{bmatrix}

Operasikan Matriks tersebut

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 3 & 3\\ 0 & -1 & -4 & -3\\ 2 & 1 & 2 & 5\\ \end{bmatrix} Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 3 & 3\\ 0 & -1 & -4 & -3\\ 0 & -3 & -4 & -1\\ \end{bmatrix} Baris ke 3 dikurangi 2 kali baris ke 1

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 3 & 3\\ 0 & -1 & -4 & -3\\ 0 & 0 & 8 & 8\\ \end{bmatrix} Baris ke 3 dikurangi 3 kali baris ke 2

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 3 & 3\\ 0 & 1 & 4 & 3\\ 0 & 0 & 1 & 1\\ \end{bmatrix} Baris ke 3 dibagi 8 dan baris ke 2 dibagi -1

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 3 & 3\\ 0 & 1 & 0 & -1\\ 0 & 0 & 1 & 1\\ \end{bmatrix} Baris ke 2 dikurangi 4 kali baris ke 3

\begin{bmatrix} 1 & 2 & 0 & 0\\ 0 & 1 & 0 & -1\\ 0 & 0 & 1 & 1\\ \end{bmatrix} Baris ke 1 dikurangi 3 kali baris ke 3

\begin{bmatrix} 1 & 0 & 0 & 2\\ 0 & 1 & 0 & -1\\ 0 & 0 & 1 & 1\\ \end{bmatrix} Baris ke 1 dikurangi 2 kali baris ke 2 (Matriks menjadi Eselon-baris tereduksi)

Maka didapatkan nilai dari x = 2 , y = − 1 ,dan z = 1

Thursday, October 13, 2011

format scrip 2

Langkah untuk membuat penomoran halaman pada suatu laporan dari daftar istilah laporan diberi nomor yang terpisah dari nomor halaman tubuh laporan. Halaman-halaman bagian awal diberi nomor dengan angka Romawi kecil : i, ii, iii, iv, ..., ..., x, xi, untuk membedakan dari nomor halaman tubuh utama tesis yang berupa angka Arab diletakkan di kanan bawah halaman, 1,5 cm di atas tepi bawah kertas.

Langkah-langkah membuat :

1. Buka lembar kerja Ms. Word

2. Di halaman pertama klik menu Insert > Break

3. Kursor tetap di taruh di halaman pertama klik menu view > header and footer untuk memberikan penomoran angka romawi.

4. Otomatis penomoran halaman pertama dan kedua sudah berbeda.

5. Selajutnya membedakan penomoran pada halaman bab 1 dan halaman selanjutnya.

6. Klik menu file > page setup > layout > centang different first page > pilihan apply to > pilih this point forward > OK


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


BAB I

PENDAHULUAN



BAB II




BAB III



format scrip 1

LAPORAN PKL

Hjshdjshd





DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ i

ABSTRAK ................................................................................................................ ii

Lembar Pengesahan .................................................................................................... iii


BAB I

PENDAHULUAN



BAB II



BAB III



BAB IV